Inspirasi untuk kehidupan

Hidup tidak selalu mudah. Kadang kita tersandung dan jatuh. Halangan dan cobaan senantiasa ada dalam kehidupan. Tapi semua hambatan itu tak harus dianggap sebagai rasa sakit semata, tapi juga proses pembelajaran yang bernilai tinggi. Blog ini merupakan curahan pikiran saya tentang hidup, karir, bisnis, dan apapun yang lazim terjadi dalam kehidupan seorang manusia, entah dia seorang entrepreneur, karyawan, Ibu Rumah tangga atau siapapun.

Monday, March 3, 2008

Mitos Seputar Perfeksionisme

Bila Wikipedia mendefinisikan perfeksionisme (Perfectionism) sebagai mental disorder atau filsafat yang agak utopis maka saya lebih senang menyederhanakannya menjadi : sebuah disiplin kuat dalam hidup yang ekstra ketat memperdulikan detail dan kelengkapan untuk mencapai hasil yang maksimum.

Memang ada banyak mitos yang beredar di masyarakat seputar "perfectionism" ini. Salah satunya adalah bahwa perfeksionisme dipandang sebagai kelainan kejiwaan yang mengganggu dan menghambat kehidupan individual dan sosial seseorang. Well, tanpa bermaksud menentang pendapat tersebut saya kurang sependapat dengan angapan demikian. Sebagaimana definisi tentang perfeksionisme di atas, saya tidakmengangapnya sebagai penghambat. Sebaliknya, perfeksionisme merupakan agen kemajuan atau faktor pendorong kesuksesan. Perfeksionist biasanya sangat rinci dalam menangani suatu proyek : rinci dalam perencanaan dan sempurna dalam eksekusi atau pelaksanaan. Lantas, apa yang salah dengan itu? Tidakkah kesempurnaan cara kerja dan hasil kerja adalah tujuan semua orang. Tidakkah semua orang mencintai pekerjaan yang "masterpiece" dan memberi kredit yang tinggi terhadap hasil pekerjaan semacam itu?

Tidakkah Tuhan itu sendiri Maha Sempurna dan menuntut kesempurnaan dalam CiptaanNya? So, what's wrong with being perfect? Seorang penulis kondang saja sampai menjuluki bukunya "In Search of Excellence"? Tidakkah semua orang harus sempurna dalam bekerja, beribadah, bergaul, berprestasi, bersekolah,berumah tangga dan berbisnis?

Jadi, sekali lagi apa salahnya dengan menjadi sempurna?

No comments: