Inspirasi untuk kehidupan

Hidup tidak selalu mudah. Kadang kita tersandung dan jatuh. Halangan dan cobaan senantiasa ada dalam kehidupan. Tapi semua hambatan itu tak harus dianggap sebagai rasa sakit semata, tapi juga proses pembelajaran yang bernilai tinggi. Blog ini merupakan curahan pikiran saya tentang hidup, karir, bisnis, dan apapun yang lazim terjadi dalam kehidupan seorang manusia, entah dia seorang entrepreneur, karyawan, Ibu Rumah tangga atau siapapun.

Monday, March 3, 2008

Kita Tidak Akan Pernah Mampu Merubah Dunia


Judul di atas terdengar pesimistis? Tidak juga, karena sudut pandang tulisan ini bukan tentang perubahan tetapi lebih kepada bagaimana kita memandang lingkungan kita. Dalam kehidupan kita tidak pernah bisa menghindar dari interaksi dengan orang lain. Kendati kita lahir sendirian (dan meninggalkan dunia ini sendirian pula), kita selalu bertemu dan berurusan dengan orang lain. Mulai dari Ibu yang mengurusi kita, pembantu, teman, atasan, rekan kerja, bawahan dan sebagainya.

Dalam interaksi tersebut selalu ada kondisi yang tidak senantiasa "win-win solution" alias ada saja yang agak dikalahkan atau dimenangkan (tergantung posisi tawar / bargaining posisition masing-masing fihak). Anak kecil akan merengek atau menangis sekerasnya agar permintaannya dipenuhi. Seorang isteri akan merajuk agar kemauannya diperhatikan suami. Sekelompok karyawan melakukan aksi demo untuk menuntut kenaikan upah, dan sebagainya. Singkat kata, semua orang memiliki kebutuhan dan keinginan. Dan semua orang ingin kebutuhan dan keinginannya itu didengar dan dipenuhi.

Dengan demikian akan ada banyak perbedaan kepentingan dan akan timbul sejumlah konflik. Bagaimana kita sebaiknya menyikapi keadaan demikian? Pertama, kita harus mengerti bahwa ada banyak fihak dengan banyak kepentingan. Kedua, kita harus sadar seberapa besar posisi tawar kita. Ketiga, kita harus memiliki teknik dan pendekatan yang tepat untuk memenangkan negosisasi-nya. Dan Keempat (tidak kalah peting), kita harus siap menerima seandainya kebutuhan/keinginan kita tidak dapat dipenuhi.

Bila tidak siap maka kita akan selalu frustrasi. Pada kenyataannya banyak orang yang berpikir bahwa dirinya harus selalu menjadi pusat perhatian. Harus didengar, harus dimengerti. Padahal hal semacam ini hampir tidak mungkin terjadi (kecuali dengan cara paksa). Dan terus terang, ini adalah pola pikir yang cenderung selfish (egoistis).

Dunia (lingkungan sekitar kita) tidak akan pernah mengerti kita hingga kita mampu mengkomunikasikan kebutuhan atau kepentingan kita. Jika kita diam maka tidak ada yang tahu. Jadi adalah kurang bijaksana bila kita berharap semua orang akan mengerti kita. Lebih buruk lagi bila kita berharap bahwa dunia akan berubah demi kepentingan kita. Well, hal semacam itu tidak mungkin terjadi.

Yang ada adalah kita lah yang harus berubah (menyesuaikan diri) dengan dunia. Dimulai dari berkomunikasi, berinteraksi atau berdialog. Barulah pemahaman dan saling pengertian itu bisa terjadi.

No comments: