
Ada seorang teman lama saya yang sangat membenci bila mendengar kata "kontemplasi" (contemplation=perenungan) dari saya. Katanya kata kontemplasi berkonotasi "suicidal" alias bunuh diri. Tentu saja saya mengelak dari anggapannya itu karena bagi saya kontemplasi tidak sama dengan rencana bunuh diri. Singkatnya ada beberapa pandangan tentang ini. Sebagian kaum optimis memandang kontemplasi sebagai sarana untuk menemukan kekuatan diri ke dalam dengan perspektif positif. Kelompok lain menganggap kontemplasi sebagai pekerjaan sia-sia dan cenderung ber-perspektif negatif (pesimisme). Bagi saya kontemplasi adalah penting untuk memberikan peluang bagi pribadi kita untuk melihat sejauhmana kita sudah melangkah, apa kendala yang kita hadapi, kekuatan apa yang kita miliki, peluang apa yang bisa muncul dan sebagainya. Sederhananya kontemplasi membantu membangun integritas diri dalam menghadapi masalah kehidupan. Tentu saja kontemplasi dapat pula terseret ke arah yang sebaliknya (negatif/pesimisme) bila pendekatan (approach) perenungannya adalah melihat kekurangan diri dan betapa sulitnya masalah dan hambatan yang kita hadapi. Buah dari kontemplasi semacam ini memang adalah frustasi dan putus asa. Maka tidak salah juga bila teman saya tadi menilai kontemplasi sebagai pekerjaan yang cenderung "suicidal" (mendekati rencana bunuh diri). Tetapi, semuanya tergantung kepada diri kita sendiri. Ada banyak cara untuk meraih atau memenangkan kembali kekuatan kita (our inner self). Kontemplasi hanyalah salah satu daripadanya.
No comments:
Post a Comment